Revolusi Mobile Payment di Cape Town Afrika Selatan


Jika Anda sedang berwisata di Afrika Selatan, ada kemungkinan Anda akan melihat fenomena baru di sana, mobile payment. Ada pedagang majalah yang mungkin saja menawarkan barang dagangannya, lalu Anda harus mengscan QR Code yang ada pada pedagang tadi untuk membayar. Bahkan,ada pula tukang parkir dengan kartu pengenal dengan QR Code. Hanya dengan melakukan scan dengan ponsel Anda pada QR Code tadi, maka Anda telah membayar orang tersebut dengan sejumlah uang.

Penjual Majalah dengan QR Code (sumber gambar : BBC)

Petugas Parkir dengan QR Code (sumber gambar : BBC)

 

Penulis teringat saat euforia piala dunia di Afrika Selatan yang mengundang gegap gempita masyarakat di planet ini. Tak terkecuali Indonesia, di mana beberapa media meliput Afrika Selatan terutama kemiripannya dengan tanah air. Afrika Selatan dinilai memiliki banyak kemiripan secara sosial ekonomi dengan  Indonesia. Karena bagaimanapun juga, kondisi kemajuan ekonomi Afrika Selatan bisa dikatakan setara dengan Indonesia.

Namun, salah satu kota di Afrika Selatan mungkin dapat menunjukkan keunggulan negara itu terhadap Indonesia, dalam hal pemanfaatan teknologi tentunya. Selain fenomena smart city yang perlahan tapi pasti mulai melanda kota Cape Town (baca artikel penulis berikut ini), masyarakat kota ini juga lebih maju dalam hal teknologi informasi.

SnapScan dan FlickPay manfaatkan QR Code

Ada beberapa pilihan layanan mobile payment di Afrika Selatan, antara lain SnapScan, FlickPay, Zapper, dan GustPay. Namun, yang paling populer di Afrika Selatan saat ini adalah SnapScan.

Pembayaran melalui SnapScan memanfaatkan kemampuan kamera smartphone pembeli untuk melakukan transaksi (sumber gambar : 2oceansvibe.com)

 

Setiap merchant yang memanfaatkan SnapScan akan menerima QR Code unik. Pelanggan yang \telah mendaftarkan kartu kreditnya pada aplikasi SnapScan tersebut dapat membayar sang merchant dengan meng-scan pada QR Code melalui ponselnya. Lalu pelanggan juga mengkonfirmasi pembayaran tersebut dengan kode PIN atau scan sidik jari (jika ponselnya mendukung hal ini). Lalu, sang merchant akan menerima notifikasi pembayaran tersebut jika transaksi berhasil.

Di Cape Town, teknologi SnapScan telah dimanfaatkan secara luas, mulai dari toko retail besar hingga pedagang kaki lima. Bahkan, SnapScan telah melakukan kerjasama dengan pemerintah kota agar pengendara motor dapat membayar uang parkir dengan menggunakan SnapScan, di mana setiap petugas parkir memiliki kartu berisi QR Code unik miliknya yang digantung di leher. Bahkan, beberapa pihak mulai menunjukkan ketertarikan, contohnya gereja, untuk dapat memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan donasi tanpa harus dipusingkan dengan urusan pembukuan keuangan.

Sama halnya dengan SnapScan, FlickPay juga memanfaatkan QR Code untuk melakukan transaksi. Perbedaannya, pengguna FlickPay harus memasukkan PIN ke aplikasi FlickPay di ponselnya lalu aplikasi tersebut akan menghasilkan QR Code unik. Lalu, merchant kemudian akan meng-scan QR Code tersebut dengan QR Reader.

Mobile Payment adalah tentang efisiensi

Biaya adalah faktor penting yang mendorong fenomena ini. SnapScan tidak mengenakan biaya apapun bagi pembeli. SnapScan hanya mengenakan biaya transaksi pada merchant yang lebih murah dibandingkan kartu kredit. FlickPay juga gratis bagi para pembeli. Kedua layanan ini telah tersedia secara nasional di Afrika Selatan. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat sekitar 14.000 merchant yang tersebar di seluruh Afrika Selatan yang menerima pembayaran melalui SnapScan.

Salah satu bank di Afrika Selatan, First National Bank, menyatakan bahwa nasabahnya melakukan 230 juta transaksi mobile payment setiap bulannya, jauh lebih besar dari transaksi mobile payment M-Pesa di Kenya.

Layanan mobile payment baru terus bermunculan

Fenomena ini ternyata juga memperoleh perhatian dari perusahaan besar. Beberapa waktu lalu, Apple memperkenalkan layanan mobile payment-nya, Apple Pay. Dengan Apple Pay, pelanggan dapat melakukan pembayaran dengan kartu kredit/debit melalui ponselnya dengan lebih aman dan mudah karena konfirmasi pembayaran berupa scan sidik jari.

Walaupun begitu, SnapScan dan FlickPay menilai masuknya Apple ke ranah bisnisnya justru akan menguntungkan bagi perkembangan mobile payment ke depannya, bukan sebagai ancaman. Karena kehadiran Apple Pay akan semakin membuat mempercepat adaptasi mobile payment ke masyarakat luas. Apalagi, merchant tidak memerlukan fasilitas kartu kredit untuk dapat memanfaatkan SnapScan maupun FlickPay. Hal ini jelas akan sangat memudahkan bagi merchant skala kecil (seperti pedagang kaki lima) untuk menerima pembayaran melalui SnapScan atau FlickPay. Layanan dari SnapScan juga tidak memerlukan mesin pembaca yang notabene tidak dimiliki merchant kecil.

Masalah keamanan

Mungkin, kekhawatiran yang muncul pada banyak kalangan adalah masalah keamanan transaksi. Jika ponsel hilang, identitas kartu kredit pada ponsel pembeli akan dapat diketahui oleh sang pencuri. Untungnya, pada aplikasi SnapScan dan FlickPay , merchant tidak akan mengetahui informasi kartu kredit tersebut karena satu-satunya hal yang digunakan dalam transaksi adalah scanning QR Code oleh kamera ponsel.

Apapun masalahnya, fenomena ini telah terjadi di Afrika Selatan. Bukan hanya cashless yang Anda lihat di sini, namun metode pembayaran makin terlihat cardless di benua Afrika, khususnya Afrika Selatan. Melihat hal ini, penulis bertanya-tanya, kapan Indonesia menyusul?

Tinggalkan komentar